Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tengah berencana mendorong potensi ekspor teh Indonesia.
"Potential market untuk ekspor teh Indonesia adalah ke beberapa negara antara lain Malaysia, USA, Pakistan, Cina, Eropa, dan Australia," terang Asisten Deputi Fasilitasi Perdagangan Kemenko Perekonomian Tatang Yuliono dalam situs resminya, Selasa (22/3).
"Pasar dunia saat ini juga lebih memilih teh yang aman dikonsumsi, yang tentunya telah disertifikasi," lanjutnya.
Ekspor Teh Indonesia sedang Melemah
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor teh Indonesia memang sedang mengalami penurunan.
Volume ekspornya tercatat turun 32,29% menjadi 4,83 ribu ton pada 2021, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 7,13 ribu ton.
Nilai ekspor teh pada 2021 juga menyusut 35,88% menjadi US$9,48 juta, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$14,79 juta.
Pada 2021 Jerman merupakan pangsa pasar ekspor teh terbesar Indonesia, dengan nilai ekspor US$1,83 juta. Angka tersebut porsinya 19,25% dari total nilai ekspor teh nasional.
Ekspor terbesar berikutnya ke Belanda dengan nilai US$1,39 juta. Diikuti Taiwan sebesar US$986,93 ribu, India US$856,26 ribu, dan Rusia US$682,92 ribu.
(Baca: Vietnam, Pemasok Teh Terbesar ke Indonesia pada 2020)
Setelahnya ada Uni Emirat Arab dengan nilai ekspor teh dari Indonesia US$663,94 ribu. Berikutnya Polandia sebesar US$639,32 ribu, Mesir US$453,2 ribu, serta Amerika Serikat dan Pakistan masing-masing senilai US$385,3 ribu dan US$354,7 ribu.
Sepanjang 2021 nilai ekspor teh Indonesia ke Australia tercatat turun 92,22% menjadi hanya US$10,96 ribu. Demikian pula ekspor ke Singapura dan Vietnam masing-masing turun sebesar 77,92% dan 77,72%.