Wacana penundaan pemilihan umum (pemilu) ramai dilontarkan oleh sejumlah elite politik. Mereka mengklaim usulan itu disebut berangkat dari keinginan publik.
Bahkan, ada rekomendasi dari analisis big data yang disematkan para politisi untuk menguatkan argumen penundaan pemilu. Meski demikian, survei menyatakan mayoritas masyarakat justru ingin gelaran pemilu tetap dilakukan pada 2024 mendatang.
Hal ini senada dengan hasil survei Litbang Kompas pada Maret 2022 yang menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat menginginkan pemilu tetap digelar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tercatat, sebanyak 62,3% responden mengatakan setuju pemilu tetap digelar 14 Februari 2024.
Sebanyak 25,1% responden mengaku tidak mempersoalkan pemilu ditunda 2-3 tahun lagi atau tidak. Sementara itu, hanya 10,3% yang mengaku setuju pemilu 2024 ditunda 2-3 tahun lagi untuk menjaga agenda pemulihan ekonomi akibat pandemi. Sisanya, sebanyak 2,3% menjawab tidak tahu.
Survei itu juga menunjukkan bagaimana sikap pemilih Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo pada Pilpres 2019 terhadap Pemilu 2024. Hasilnya, mayoritas pemilih Jokowi dan Prabowo juga berpandangan yang sama bahwa Pemilu 2024 harus tetap digelar.
Adapun survei ini dilakukan terhadap 1.002 responden berusia 17 tahun ke atas di seluruh Indonesia melalui sambungan telepon. Survei yang berlangsung pada 7-12 Maret 2022 ini menggunakan metode pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error lebih kurang 3,1 persen.
(Baca: LSI: Mayoritas Pemilih Jokowi maupun Prabowo Tolak Pemilu Ditunda)