Perusahaan media sosial asal Tiongkok, TikTok, memblokir layanan pengunggahan video dan live-streaming di Rusia sejak Minggu (6/3).
Menurut keterangan di situs resmi TikTok, pemblokiran ini dilakukan demi melindungi karyawan dan pengguna TikTok dari ancaman hukum "berita palsu" yang baru saja diterbitkan pemerintah Rusia.
Sebelumnya, pada Jumat (4/3) pemerintah Rusia meneken undang-undang baru yang menyatakan bahwa pihak-pihak penyebar "informasi palsu" terkait militer Rusia dapat dikenai hukuman 15 tahun penjara.
The Moscow Times menyebut aturan baru itu juga memberi ancaman denda bagi pihak-pihak yang secara terbuka menyerukan sanksi kepada Rusia.
Menurut The New York Times (5/3), dalam sepekan belakangan TikTok memang banyak digunakan penggunanya untuk berbagi foto-foto dan video terkait perang Rusia-Ukraina.
Salah satu konten terpopulernya adalah video unggahan akun @stopwarhumanrace pada Selasa (1/3), yang menunjukkan pemandangan sebuah kota di Ukraina yang hancur lebur akibat serangan militer Rusia. Video ini sudah ditonton 4,7 juta kali dalam sepekan.
Sebelum Perang, Konten Game Paling Populer di Rusia
Sebelum perang Rusia-Ukraina meletus, konten TikTok yang banyak ditonton di Rusia adalah video-video dengan kategori game, kuliner, kecantikan, dan produk teknologi.
Adapun menurut TikTok What's Next Insight and Trend Report 2022, konten yang paling populer di antara semuanya adalah video kategori game dengan tagar #anime yang sudah ditonton 23,9 miliar kali selama periode Oktober 2020-Oktober 2021.
Berikut daftar tagar konten TikTok terpopuler di Rusia sebelum perang:
- #anime: ditonton 23,9 miliar kali
- #brawlstars: ditonton 9,1 miliar kali
- #minecraft: ditonton 8,7 miliar kali
- #naruto: ditonton 7,4 miliar kali
- #makanan: ditonton 6,5 miliar kali
- #resep: ditonton 3 miliar kali
- #manikur: ditonton 2,5 miliar kali
- #lezat: ditonton 1,8 miliar kali
- #rambut: ditonton 1,2 miliar kali
- #iPhone: ditonton 1,2 miliar kali
- #kosmetik: ditonton 1 miliar kali
(Baca Juga: Gelombang Anti-Perang di Rusia Menguat, 6.440 Demonstran Ditangkap)