Harga batu bara dunia melonjak seiring dengan kekhawatiran akan konsekuensi invasi Rusia ke Ukraina.
Berdasarkan data Investing.com, harga batu bara acuan Newcastle (NCFMc1) untuk kontrak bulan Maret 2022 berada di level US$400 per ton pada perdagangan Rabu (2/3). Ini merupakan level tertingginya sepanjang sejarah.
Namun, pada perdagangan Kamis (4/3), harga batu bara berbalik turun 7,8% ditutup di level US$370 per ton.
(Baca: Terbesar di Indonesia, Ini Produksi Batu Bara Bumi Resources Tiap Tahunnya)
Jika dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2021, harga batu bara saat ini telah melonjak lebih dari 2 kali lipat atau 118,16% (year to date/ytd).
Demikian pula jika dibandingkan dengan posisi 3 Maret 2021, harga komoditas tersebut telah melonjak lebih dari 4 kali lipat atau 320,69% (year on year/yoy).
Sementara harga batu bara Newcastle untuk kontrak bulan April 2022 berada di level US$358,45 per ton dan untuk kontrak bulan Juni 2022 berada di posisi US$335,95 per ton.
Kekhawatiran akan melonjaknya harga batu bara terkait fakta bahwa Rusia merupakan salah satu pengekspor batu bara terbesar dunia, terutama ke kawasan Uni Eropa. Tidak hanya batu bara, Benua Biru tersebut juga banyak bergantung pada Rusia dalam pasokan produk energi lainnya.
Jika negara-negara Barat memberikan sanksi kepada Rusia, pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di Eropa diperkirakan akan terganggu hingga memicu kenaikan harga lanjutan di pasar internasional.
(Baca: Akibat Larangan Ekspor Indonesia, Harga Batu Bara Acuan Naik Jadi US$ 188,38 per Ton)