Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2021 meningkat menjadi Rp 7.867,1 atau tumbuh 13,9% (year on year/yoy). Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 11% (yoy).
Bank Sentral mencatat, peningkatan tersebut didorong oleh akselerasi uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. Rinciannya, uang beredar M1 sebesar Rp 4,413.9 triliun, tumbuh 17,9% (yoy) dan pertumbuhannya lebih tinggi dari bulan sebelumnya 14,7% (yoy).
Sementara itu, uang kuasi pada Desember 2021 sebesar Rp 3,430.5 triliun, tumbuh 9,3% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 7% (yoy). Disisi lain, surat berharga selain saham masih menunjukkan pertumbuhan negatif -2,3% (yoy), meskipun tidak sedalam pertumbuhan negatif bulan sebelumnya -16,3% (yoy).
Selain itu, pertumbuhan M2 pada Desember 2021 dipengaruhi oleh ekspansi keuangan pemerintah dan penyaluran kredit. Ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) yang tumbuh sebesar 37,7% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan November 2021 sebesar 30,4%.
Penyaluran kredit juga tumbuh sebesar 4,9% (yoy). Pertumbuhan tersebut juga meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,4% (yoy).
Adapun, aktiva luar negeri bersih menjadi faktor penahan pertumbuhan M2 yang lebih tinggi. Pada Desember 2021, aktiva luar negeri bersih tumbuh 5,8% (yoy), melambat dibandingkan November 2021 yang tumbuh 10,6% (yoy).
(Baca: Kembali Tumbuh, Uang Beredar Capai Rp 7.572,2 Triliun pada November 2021)