Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Jawa Barat sebesar 0,27% (month to month/m-to-m) pada November 2021. Inflasi Jawa Barat pada bulan lalu meningkat 0,2 poin dari Oktober 2021 yang sebesar 0,07%.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, maka inflasi Jawa Barat turun 0,02 poin. Pada November 2020, Jawa Barat mengalami inflasi sebesar 0,29%.
Sepanjang tahun ini, inflasi Jawa Barat pada November merupakan yang tertinggi kedua setelah pada bulan Mei mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 0,38%. Sementara, Jawa Barat mengalami deflasi sebanyak dua kali pada Juni sebesar 0,23% dan September 0,11%.
Inflasi Jawa Barat pada November 2021 terjadi pada hampir seluruh kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,69%.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tercatat mengalami inflasi terendah, yakni sebesar 0,03%. Sementara kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks harga pada November 2021.
BPS melaporkan kenaikan ataupun penurunan harga barang dan jasa di Jawa Barat selama November 2021 memberikan andil inflasi atau deflasi yang cukup signifikan. Komoditas barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi signifikan, antara lain telur ayam ras, minyak goreng, cabe merah, kue kering berminyak, daging ayam ras, mobil, emas perhiasan, bubur, rokok kretek filter, jus buah siap saji, pembersih lantai, sabun detergent bubuk/cair, cumi-cumi, baju anak stelan.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan ,antara lain bawang merah, tomat, jeruk, kangkung, cabe rawit, anggur, buah naga, pepaya, melon, semangka, pir, jagung manis, susu cair kemasan.
(Baca: Produksi Daging Ayam Pedaging di Jawa Barat Terbesar di Indonesia)