PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencetak laba bersih sebesar Rp 19,23 triliun hingga kuartal III-2021. Nilai tersebut naik 37,08% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Pertumbuhan laba bersih Mandiri lebih baik dibandingkan dengan periode Januari-September 2020. Ketika itu, laba bersih Mandiri tercatat menurun 30,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Meskipun tumbuh, raihan keuntungan bank pelat merah tersebut masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Laba bersih Mandiri tercatat sebesar Rp 20,25 triliun pada kuartal III-2019.
Pertumbuhan laba bersih bank dengan kode BMRI tersebut ditopang naiknya pendapatan bunga sebesar 8,89% (yoy) menjadi Rp 72,27 triliun sepanjang Januari-September 2021. Di sisi lain, beban bunga menurun 21,72% (yoy) menjadi Rp 18,95 triliun dalam sembilan bulan pertama 2021.
Aset BMRI tumbuh 14,6% menjadi Rp 1,64 kuadriliun sepanjang periode Januari-September 2021 dibanding posisi akhir 2020 (year to date/ytd). Tumbuhnya aset bank milik pemerintah tersebut ditopang meningkatnya ekuitas sebesar 3,71% (ytd) menjadi Rp 196,15 triliun dan naiknya kewajiban sebesar 16,26% menjadi Rp 1,44 kuadriliun.
Kinerja keuangan yang membaik tahun ini dirasakan pula oleh para investor sebagai pemegang saham. Harga saham BMRI ditutup di level Rp 7.025/unit pada perdagangan Kamis, 28 Oktober 2021. Jika investor memegang saham tersebut sejak akhir tahun lalu, maka mereka memperoleh keuntungan sebesar 14,86%.
(Baca: Mandiri Pimpin Perolehan Laba Bank BUMN pada Semester I-2021)