Laporan Bloomberg menunjukkan, skor ketahanan terhadap Covid-19 Indonesia merosot ke peringkat paling buntut. Indonesia mengantongi 40,2 poin sehingga menempati 53 dunia hingga 27 Juli 2021. Posisinya turun empat peringkat dari laporan sebelumnya.
Bloomberg menilai, Indonesia paling lama dalam proses membuka akses perbatasan. Beberapa hal menjadi soal, seperti angka kematian akibat Covid-19 yang tinggi, lebih dari 1.300 orang meninggal tiap harinya. Belum lagi persoalan pasokan vaksin yang tak memenuhi kebutuhan.
Hingga kini baru 11,9% masyarakat yang telah mendapat vaksin Covid-19. Tingkat keparahan pembatasan wilayah (lockdown) sebesar 69 poin. Sementara, kapasitas penerbangan turun 56,8%.
(Baca: Peringkat Tiga Asia, Kematian Covid-19 Indonesia Capai 84.766 Kasus)
Posisi Indonesia tak berbeda jauh dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia dan Filipina. Kedua negara itu mengumpulkan 42,5 dan 45,5 poin. Direktur Umum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom berpendapat, kondiri ini menggambarkan bencana kegagalan moral dalam akses vaksin.
Dalam skala global, Norwegia memimpin dengan tingkat ketahanan terbaik terhadap Covid-19. Negara Nordik itu mengantongi 77,2 poin dan dinilai siap untuk membuka kembali perbatasannya. Norwegia juga telah melakukan vaksinasi 48% dari total populasinya, punya angka kematian Covid-19 yang cukup rendah, dan perbatasan yang mulai dibuka. Alhasil, negara tersebut mampu naik 10 peringkat dari laporan sebelumnya dan dianggap mampu memberi penanganan terbaik menghadapi pandemi Covid-19.
Bloomberg menyusun peringkat ketahanan Covid-19 di 53 negara untuk menggambarkan wilayah yang memiliki penanganan corona paling efektif walau ada disrupsi sosial dan ekonomi yang minim. Bloomberg menggunakan data yang cukup luas untuk mengukur peringkat ketahanan Covid-19, mulai dari kualitas fasilitas kesehatan, cakupan vaksinasi, kematian, proses perjalanan hingga pelonggaran perbatasan.