Masyarakat global menganggap politikus paling bertanggung jawab atas informasi menyesatkan yang beredar di internet. Dalam laporan Reuters Institute, pendapat itu dikemukakan 40% responden yang mayoritas berasal dari Amerika Serikat, Brasil, Filipina, dan Afrika Selatan.
Sebanyak 14% responden menilai aktivis yang harus bertanggung jawab atas beredarnya informasi sesat di internet. Responden yang menganggap jurnalis dan warga biasa bertanggung jawab atas informasi sesat di internet masing-masing sebesar 13%. Sedangkan, ada 10% responden yang menyalahkan pemerintah asing atas beredarnya informasi bermasalah secara digital.
Reuters Institute untuk studi Jurnalisme bekerja sama dengan YouGov menyebar kuesioner daring pada Januari-Februari 2020. Penelitian yang tersebar pada 40 negara itu memiliki 1.000-4.000 responden di tiap negaranya.