Institute For Development Economics and Finance (Indef) memproyeksi ekonomi Indonedia hanya tumbuh di angka 4,8% pada 2020. Angka ini jauh dari target yang dicanangkan pemerintah dalam APBN 2020 yang mencapai 5,3%. Laju perekonomian Indonesia pada 2020 masih akan menghadapi tantangan dari sisi perdagangan, investasi, dan konsumsi.
Selain pertumbuhan ekonomi, Indef juga memproyeksikan inflasi Indonesia tumbuh di 3,25%. Indef memperingatkan, jika tidak diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, maka rendahnya laju inflasi menunjukkan daya beli yang juga rendah. Proyeksi selanjutnya terdapat di nilai tukar rupiah di Rp 14.500/US$. Sementara harga minyak dunia sebesar 65 US$/barel. Situasi ekonomi global yang melambat dan ketegangan geopolitik akan menekan harga energi.
(Baca: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020)
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) diproyeksikan sebesar 5,1%. Pengangguran ini dipicu dari sektor perdagangan yang mengalami perlambatan sehingga berpotensi berkurangnya penciptaan lapangan kerja. Selain itu, realisasi investasi selama ini semakin sedikit dalam menyerap tenaga kerja. Terakhir, tingkat kemiskinan diproyeksikan sebesar 9,1%.