Riset Google, Temasek, dan Bain & Company dalam laporan e-Conomy SEA 2019, memproyeksikan pasar travel online Indonesia hingga 2025 masih tetap unggul di Asia Tenggara. Potensi ini didorong tren pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia.
Tingkat pencarian untuk Online Travel Agregator (OTA), seperti Pegipegi, Traveloka, atau tiket.com sangat besar dalam setahun terakhir. Pertumbuhannya mencapai 20% pada paruh pertama 2018 hingga paruh pertama 2019.
(Baca: Pangsa Pangsa Travel Online Asia Tenggara Rp 483 Triliun pada 2019)
Hal tersebut berpengaruh kepada peningkatan nilai transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) yang diproyeksikan pada 2019 mencapai US$ 10 miliar. Adapun pertumbuhan rata-rata dari 2015-2019 mencapai 19 tahun. Pada 2025, diproyeksikan travel online Indonesia akan tumbuh hingga 2,5 kali lipat dengan nilai transaksi US$ 25 miliar.
(Baca: Di ASEAN, Kunjungan Wisatawan Mancanegara Indonesia Urutan ke-4)