Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir pekan ini. Rupiah menguat 0,39% ke level Rp 14.095/US$ dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang sebesar Rp 14.150/US$. Hal yang sama juga terjadi jika dibandingkan dengan pekan lalu, rupiah menguat 0,63% dari Jumat (30/8) yang sebesar Rp 14.185/US$.
Adapun IHSG menguat tipis 0,03% dari 6.306,8 poin pada Kamis (5/9) menjadi 6.308,95 poin pada Jumat (6/9). Namun jika dibandingkan dengan posisi Jumat pekan lalu, IHSG melemah 0,31%.
Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim menyatakan, penguatan rupiah dan IHSG dalam sepekan ini didorong oleh intervensi pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan untuk kedua kalinya ke level 5,5%. Selain itu, sejumlah data ekonomi Indonesia membaik, seperti laju inflasi Agustus 2019 yang sebesar 0,12% dan kenaikan cadangan devisa menjadi US$ 126,4 miliar.
Pada Senin (2/9) dan Selasa (3/9), IHSG dan rupiah ditutup melemah tetapi di hari selanjutnya menguat kembali karena meredanya sentimen eksternal. Sentimen tersebut terlihat dari hubungan perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang sempat memanas di awal pekan. Panasnya hubungan tersebut dipicu dari AS yang mengenakan tarif impor kepada Tiongkok. Namun kedua raksasa ekonomi ini sepakat akan kembali merundingkan kembali pada Oktober mendatang.
(Baca Databoks: Sentimen Yuan, Dua Hari Berturut-turut IHSG Jatuh ke Zona Merah)