Terdepresiasinya yuan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memicu pelemahan mata uang Asia, termasuk rupiah. Berlanjutnya perang dagang antara AS dengan Tiongkok serta melemahnya yuan menambah ketidakpastian perekonomian global. Di awal perdagangan, Senin (5/8/2019) mata uang Negeri Tirai Bambu melemah 1,41% ke posisi 7,04/dolar AS dibanding akhir pekan lalu, menurut data Bloomberg.
Hal ini memicu para pelaku pasar uang melakukan aksi lepas mata uang lokal dan memburu asset-aset yang dianggap lebih aman (safe haven) seperti dolar AS maupun yen Jepang. Pada perdagangan, awal pekan ini, mata uang Korea Selatan, won tercatat mengalami pelemahan terdalam sebesar 1,48 ke level 1.215,32/dolar AS dibanding posisi akhir pekan lalu, demikian pula nilai tukar rupiah merosot 0,47% ke level 14.25/dolar AS.
Pada perdagangan kemarin, saham di bursa regional berguguran seiring terdepresiasinya mata uang Asia. Indeks saham bursa Filipina (PSEi) mencatat penurunan paling tajam, yaitu sebesr 2,95% diikuti bursa Hong Kong 2,88% dan bursa Jakarta terkoreksi 2,59% dibanding posisi akhir pekan lalu.