Kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dalam dua tahun terakhir tertekan oleh beban usaha yang terus meningkat. Meski pendapatan usaha Garuda naik, lonjakan beban usaha yang lebih tinggi membuat profitabilitasnya menurun.
Pada 2017, Garuda mencatat pendapatan usaha sebesar US$ 4,18 miliar, naik 8,29% dibandingkan 2016 sebesar US$ 3,86 miliar. Pada 2018, pendapatan usaha maskapai penerbangan nasional ini mencapai US$ 4,38 miliar, naik 4,78% dibandingkan 2017.
Sementara itu, beban usaha perseroan pada 2017 mencapai US$ 4,24 miliar, melonjak 11,87% dibandingkan 2016 sebesar US$ 3,79 miliar. Beban usaha ini terus bertambah menjadi US$ 4,58 miliar pada 2018, naik 8% dibandingkan 2017.
Garuda mencatat rugi bersih sebesar US$ 213,39 juta pada 2017 setelah mencatat laba bersih US$ 9,36 juta pada 2016. Pada 2018, perseroan membukukan laba bersih US$ 5,02 juta karena adanya pendapatan usaha lainnya senilai US$ 306,8 juta.
(Baca Databoks: Berapa Jumlah Penumpang Maskapai Garuda?)