Generasi milenial sering disebut sebagai kutu loncat ketika memasuki dunia kerja. Ada tujuh alasan utama yang menjadi dasar bagi generasi milenial ketika meninggalkan pekerjaannya.
Hal ini tergambar dari The Deloitte Global Milennial Survey 2019 yang dilakukan terhadap 13.416 milenial di 42 negara dan 3.009 generasi Z dari sepuluh negara. Sebanyak 43% responden milenial dan 34% generasi Z menyebut ketidakpuasan terhadap gaji sebagai alasan utama untuk meninggalkan perusahaan. Alasan berikutnya adalah tidak ada peluang untuk berkembang, hal ini dinyatakan oleh 35% responden milenial dan 33% responden generasi Z. Alasan terakhir bagi milenial dan generasi Z untuk meninggalkan pekerjaan adalah budaya perusahaan yang tidak cocok atau tidak disukai.
Di sisi lain, survei ini juga menunjukkan generasi milenial yang berharap mempertahankan pekerjaannya selama lima tahun atau lebih mencapai 28% dari total responden. Ada hubungan yang kuat antara rencana untuk menetap pada pekerjaan saat ini dengan jaminan kinerja keuangan, dampak kepada masyarakat, pengembangan bakat, keragaman, dan inklusi. Faktor-faktor ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan mengadopsi pola pikir dari generasi muda.
(Baca Databoks: Semakin Muda Usia, Kian Senang Olahraga)