Berdasarkan riset Google Temasek ekonomi internet dari pendanaan perusahaan rintisan (startup) di kawasan Asia Tenggara mencapai US$ 9,4 miliar setara Rp 132 triliun dengan kurs Rp 14.000/dolar Amerika Serikat (AS). Dalam waktu kurang dari empat tahun telah terjadi kesepakatan pendanaan sekitar US$ 24 miliar, sehingga target US$ 40-50 miliar dolar AS pada 2025 akan lebih cepat tercapai.
Kemudian, pendanaan di perusahaan rintisan di ASEAN pada semester I 2019 telah mencapai US$ 9,1 miliar atau 97% dari total pendanaan sepanjang tahun 2018. Nilai tersebut terdiri atas untuk pendanaan unicorn (startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar) senilai US$ 6,5 miliar dan startup (dengan valuasi di bawah US$ 10 juta hingga US$ 1 miliar) sebesar US$ 2,6 miliar.
Jasa layanan transportasi online serta budaya belanja online yang booming di kawasan ASEAN mendorong masuknya investasi. Seperti Grab telah mendapatkan pendanaan US$ 6 miliar dan menjadi decacorn yang pertama kali di Asia Tenggara. Kemudian unicorn seperti Go-Jek, Lazada, Tokopedia juga telah menjadi magnet bagi para investor untuk berinvestasi di perusahaan rintisan ASEAN dengan mendapat pendanaan hingga miliaran dolar AS.
(Baca Databoks: Separuh Unicorn Asia Tenggara Berasal Dari Indonesia)