Ekspor non migas Indonesia ke Tiongkok periode Januari-September 2018 mencapai US$ 18,52 miliar atau setara Rp 278 triliun dengan kurs Rp 15 ribu/dolar AS, tumbuh 27% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar dibanding dengan negara tujuan utama ekspor Indonesia lainnya seperi Amerika Serikat maupun Jepang. Nilai ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu sebesar 15,14% total ekspor non migas nasional yang mencapai US$ 122,31 miliar.
Nilai ekspor ke 13 negara utama periode Januari-September 2018 mencapai US$ 78,73 miliar naik 11,17% dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut setara 71,56% dari total nilai ekspor non migas nasional. Berdasarkan golongan barang, ekspor non migas terbesar Indonesia berupa mesin/peralatan listrik yang sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini mencapai US$ 6,57 miliar. Kemudian diikuti mesin-mesin/pesawat mekanik senilai US$ 4,3 miliar dan bijih, kerak dan abu logam mencapai US$ 4,27 miliar.
Untuk meningkatkan ekspor non migas, pemerintah harus mencari pasar-pasar baru bagi produk nasional seperti ke negara-negara kawasan Amerika Latin, Timur Tengah maupun Afrika. Selain itu, mendorong investasi asing yang masuk ke Indonesia harus berorientasi ekspor.