Devisa Ekspor Sumber Daya Alam RI Capai Rp2,7 Kuadriliun pada 2024

Ekonomi & Makro

Premium

Adi Ahdiat 10/04/2025 17:50 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut laporan Menko Perekonomian, nilai devisa hasil ekspor sumber daya alam Indonesia mencapai US$166 miliar atau sekitar Rp2,7 kuadriliun pada 2024.

Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam Indonesia Berdasarkan Sektor (2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Devisa Ekspor Sumber Daya Alam RI Capai Rp2,7 Kuadriliun pada 2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam Indonesia Berdasarkan Sektor (2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Nilai devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) Indonesia sangat besar.

Hal ini tercatat dalam paparan Kinerja & Tantangan Perekonomian Nasional, yang disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Sarasehan Ekonomi di Jakarta (8/4/2025).

(Baca: Ekspor Nikel Indonesia Meningkat Lagi pada 2024)

Mengutip paparan Airlangga, sepanjang tahun 2024 nilai DHE SDA Indonesia mencapai US$166,04 miliar. Proporsinya 62,7% dari total ekspor nasional.

Jika dikonversi dengan kurs Rp16.000 per US$, nilainya kira-kira setara Rp2.656 triliun atau sekitar Rp2,7 kuadriliun.

Lebih dari separuh atau sekitar 62% DHE SDA berasal dari sektor tambang nonmigas, seperti batu bara, nikel, emas, timah, bauksit, dan mineral lainnya.

Kemudian sektor perkebunan menyumbang 28%, kehutanan 6%, dan perikanan 4% dengan rincian nilai seperti terlihat pada grafik.

Adapun tahun ini Indonesia membuat kebijakan baru terkait DHE SDA, yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025.

Sebelumnya, para eksportir hanya diwajibkan menyimpan minimal 30% DHE SDA di Indonesia selama minimal 3 bulan.

Namun, mulai Maret 2025 eksportir tambang nonmigas, perkebunan, kehutanan, dan perikanan wajib menyimpan 100% DHE SDA dalam sistem keuangan nasional selama minimal 12 bulan.

"Perubahan PP DHE SDA dapat meningkatkan likuiditas di dalam sistem keuangan, yang akan turut meningkatkan aktivitas perekonomian Indonesia," demikian dikutip dari paparan Airlangga.

(Baca: Meski Volume Bertambah, Nilai Ekspor Batu Bara RI Turun pada 2024)

Editor : Adi Ahdiat