Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.
Pergerakan dan Naik/Turun Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS (1996-3 Okt 2018)
Nama Data
Naik/Turun Rupiah Terhadap Dolar AS / Rupiah per Dolar AS
Nilai Tukar Rupiah di Pasar Spot / Rupiah per Dolar AS
1996
-3,22
-2.363
1997
-56,27
-5.403
1998
-32,46
-8.000
1999
12,68
-7.100
2000
-26,61
-9.675
2001
-6,97
-10.400
2002
16,2
-8.950
2003
6,29
-8.420
2004
-9,17
-9.270
2005
-5,7
-9.830
2006
9,28
-8.995
2007
-4,24
-9.393
2008
-15,53
-11.120
2009
18,25
-9.404
2010
4,54
-8.996
2011
-0,8
-9.069
2012
-7,39
-9.793
2013
-19,54
-12.171
2014
-1,75
-12.388
2015
-10,15
-13.788
2016
2,34
-13.473
2017
-0,6
-13.555
2018
-10,53
-15.075
A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar
Pada perdagangan, Rabu (3/10) nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 15.075/dolar Amerika Serikat (AS) terdepresiasi 10,53% dari posisi akhir tahun lalu. Pelemahan ini merupakan yang terburuk dalam lima tahun terakhir. Harga minyak mentah dunia jenis Brent yang sempat menembus US$ 86/barel kembali memicu pelemahan rupiah hingga ke Rp 15.188/dolar AS, pada transaksi Kamis (4/10) hingga pukul 12:30 WIB.
Meskipun terpuruk ke level terendahnya dalam 20 tahun terakhir, tapi pelemahan rupiah saat ini tidak sedalam yang terjadi pada 2010 maupun ketika Indonesia dilanda krisis moneter 1997-1998. Dampak krisis finansial di Amerika membuat rupiah sempat melemah hingga 26%. Bahkan pada saat terjadi krisis finansial Asia, rupiah terdepresiasi lebih dari 56% terhadap dolar AS, yakni sebesar 56% pada 1997 dan 32% pada 1998.
>
Fundamental ekonomi Indonesia saat ini berbeda dengan saat krisis 1997-1998. Ekonomi domestik hingga semester I 2018 masih tumbuh sekitar 5%, laju inflasi terkendali di level 3%, serta memilik cadangan devisa US$ 118 miliar. Sementara saat krisis, ekonomi mengalami kontraksi lebih dari 13%, laju inflasi mencapai 70% dan cadangan devisa hanya sekitar US$ 18 miliar. Guna mengurangi defisit perdagangan yang dapat memperlemah rupiah, pemerintah mengurangi impor dengan menaikkan bea masuk beberapa kategori barang dan akan menggenjot devisa dari sektor pariwisata.