Investor Berharap Suku Bunga Naik, Rupiah Melemah ke Rp 14.500/Dolar AS

Pasar
25/07/2018 15:32 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS dan Suku Bunga BI 7 day Rate (2 Jan-24 Jul 2018)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin (bps) sejak pertengahan Mei 2018. Langkah ini diambil untuk meredam gejolak rupiah dampak keluarnya investor asing dari pasar finansial domestik. Ditambah lagi terjadinya defisit neraca dagang dan neraca transaksi membuat dolar AS langka di pasar sehingga rupiah cenderung melemah. BI bahkan terpaksa menaikkan suku bunga BI 7-day Reserve Repo Rate hingga dua kali pada Mei setelah rupiah melemah hingga di atas Rp 14.000/dolar AS.

Untuk sementara, kenaikan suku bunga BI mampu meredam fluktuasi nilai tukar rupiah kembali di bawah level Rp 14.000/dolar AS. Namun, masih kuatnya ketidakpastian global terkait kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed), rupiah kembali melemah hingga di atas Rp 14.300/dolar AS. BI kemudian kembali mengeluarkan amunisinya untuk menjaga mata uang rupiah dengan kembali menaikkan suku bunga patokannya 50 bps menjadi Rp 5,25%, tapi rupiah belum mampu berbalik arah menguat.

Dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 Juli 2018, BI memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya di 5,25%  dan direspon negatif oleh pasar sehingga rupiah kembali melemah. Pada penutupan perdagangan, Senin (24/7) nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 14.545/dolar AS, menurut data Bloomberg. Alhasil, sepanjang periode 2 Januari-24 Juli 2018 rupiah telah melemah 7,3% (Ytd). Di tengah ketidakpastian global investor menuntut imbal hasil yang lebih tinggi, yakni kenaikan suku bunga rupiah. Tetapi BI juga tidak boleh terlalu royal mengeluarkan amunisinya dengan menaikkan suku bunga agar tidak tersandera oleh tuntutan pasar.

Data Populer
Lihat Semua