Genderang perang dagang yang ditabuh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sejak awal 2018 mulai mendapat sambutan dari para mitra dagangnya. Kenaikan tarif impor barang ke Amerika dibalas oleh negara sekutu dagangnya. Kondisi ini diprediksi bakal mempengaruhi perdagangan dunia, terutama Tiongkok yang memiliki pangsa ekspor terbesar di dunia seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.
Menurut data Statista, nilai ekspor Tiongkok pada 2017 mencapai US$ 2,26 triliun atau setara Rp 31.686,6 triliun mengalahkan AS yang hanya mencapai US$ 1,55 triliun dan berada di posisi kedua negara dengan ekspor terbesar di dunia. Di urutan ketiga sebagai negara dengan ekspor terbesar adalah Jerman senilai US$ 1,45 triliun dan diikuti Jepang di tempat keempat dengan ekspor mencapai US$ 698,12 miliar.
Sebagai informasi, perdagangan Indonesia dengan Amerika pada 2017 mencapai US$ 25,92 miliar. Jumlah tersebut terdiri dari ekspor US$ 17,79 miliar ekspor dan US$ 8,12 miliar berupa impor dengan surplus mencapai US$ 9,67 miliar. Sedangkan perdagangan Indonesia dengan Tiongkok tercatat mencapai US$ 58,85 miliar, terdiri dari ekspor US$ 23,08 miliar dan impor US$ 36,77 miliar. Artinya terjadi defisit US$ 12,68 miliar. Perang dagang Amerika dengan negara mitranya dapat membuat defisit neraca perdagangan Indonesia akan semakin meningkat. Defisit perdagangan Indonesia hingga Mei 2018 telah mencatat defisit US$ 2,83 miliar dari sebelumnya surplus sebesar US$ 11,84 miliar.