Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (3/5) ditutup di level 5.858,73 turun 153,51 poin (2,55%) dari penutupan sehari sebelumnya. Alhasil, secara akumulasi sepanjang periode 2 Jan-3 Mei 2018 IHSG mencatat penurunan 7,82%. Angka tersebut merupakan yang terdalam kedua di Asia setelah bursa saham Filipina (PSEi).
Pada perdagangan Kamis (3/5), harga saham di semua sektor mengalami tekanan jual dan terbesar dicatat oleh sektor infrastruktur dan pertambangan masing-masing 3,2% dan 3,04%. Investor asing kembali mencatat penjualan bersih senilai Rp 771 miliar dan secara akumulasi sepanjang 2018 mencapai Rp 35,16 triliun.
Saham-saham unggulan yang mengalami penurunan antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 4,9%, diikuti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terkoreksi 4,6%, lalu PT Bank Central Asia (BBCA) turun 2,6% dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) terkoreksi 3,4% dari penutupan sehari sebelumnya. Kekhawatiran perang dagang Tiongkok-Amerika Serikat, kenaikan suku acuan bank sentral Amerika (The Fed) serta terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi pemicu jatuhnya IHSG.