Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produksi kakao Indonesia mencapai 650,6 ribu ton pada 2022. Angka ini turun 5,46% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 2021 yang mencapai 706,5 ribu ton.
BPS menyebut, produksi kakao Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Ekspor kakao Indonesia menjangkau lima benua, yaitu Asia, Afrika, Oseania, Amerika, dan Eropa dengan pangsa utama di Asia.
India menjadi negara tujuan ekspor kakao terbesar dengan volume ekspor sebesar 68,21 ribu ton atau sekitar 17,70% dari total volume ekspor kakao Indonesia dengan nilai sebesar US$210,91 juta pada 2022.
Selanjutnya, Amerika Serikat dengan pangsa ekspor sebesar 12,49% pada tahun lalu. Disusul Malaysia dengan kontribusi ekspor 12,20%
Negara tujuan utama lainnya, yakni Tiongkok dan Australia dengan masing-masing pangsa ekspor sebesar 9,53% dan 4,75%.
BPS menerangkan, total ekspor kakao ke lima negara tersebut mencapai 56,68% dari total ekspor kakao Indonesia pada 2022. Sedangkan daerah lainnya terakumulasi hingga 43,32%.
Berdasarkan provinsi penghasilnya, Sulawesi Tengah memimpin produksi paling tinggi, yakni 20,11% dari total produksi nasional.
Produsen terbesar kedua yakni Sulawesi Tenggara, sebesar 16,08%. Ketiga, Sulawesi Selatan, sebanyak 13,36%.
Menurut perusahannya, bahan olahan cokelat ini paling banyak diproduksi dari perkebunan rakyat (PR) sebesar 649,39 ribu ton pada 2022. Disusul perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 1,16 ribu ton dan perkebunan besar negara yang hanya 0,005 ribu ton.
(Baca juga: Produksi Kakao Indonesia Terus Turun dalam 5 Tahun Terakhir)