Tingkat kesejahteraan petani perkebunan Bali tercatat merupakan yang terendah secara nasional. Ini tercermin dari indeks Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTPR) di Pulau Dewata tersebut paling rendah dibandingkan dengan NTPR provinsi lainnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks NTPR Bali berada di level 89,09 pada November 2021. Angka tersebut juga lebih rendah dari angka perhitungan indeks 2018=100 serta lebih rendah 4.119 basis points (bps) dari NTPR nasional sebesar 130,28.
Provinsi dengan tingkat kesejahteraan petani perkebunan terendah berikutnya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni dengan NTPR 92,41. Diikuti Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan NTPR 93,93, kemudian Jawa Tengah sebesar 99,17.
Provinsi dengan tingkat kesejahteraan petani perkebunan terendah lainnya, yaitu Sulawesi Tenggara dengan NTPR 99,34, Jawa Barat dengan NTPR 100,26, lalu Jawa Timur dengan NTPR 100,35, serta Kepulauan Riau dan Papua Barat dengan NTR masing-masing 105,21 dan 105,95.
Nilai NTPR > 100 mengindikasikan petani perkebunan rakyat mengalami surplus atau pendapatan petani lebih besar dari pengeluaran. Kemudian, NTPR = 100 mengindikasikan petani mengalami impas. Sedangkan, NTPR < 100 mengindikasikan petani mengalami rugi atau pendapatan petani lebih kecil dari pengeluaran.
(Baca: Kesejahteraan Petani Bali Terendah Nasional pada Oktober 2021)