Harga pangan dunia kembali melandai, setelah sempat melonjak akibat terdampak perang Rusia-Ukraina.
Ini tercermin dari Indeks Harga Pangan Dunia Food and Agriculture Organizations (FAO) yang rata-ratanya berada di level 135,7 poin pada November 2022, turun tipis 0,1% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom).
Indeks Harga Pangan Dunia FAO adalah indikator perubahan harga komoditas pangan internasional. Indeks ini terdiri dari rata-rata indeks harga 5 kelompok komoditas yang diboboti dengan rata-rata pangsa pasar ekspor.
Kendati turun secara bulanan, selama periode Januari-November 2022 rata-rata Indeks Harga Pangan Dunia naik 0,1% (year-to-date/ytd). Demikian pula jika dibandingkan dengan posisi November 2021, secara tahunan indeksnya naik 0,3% (year-on-year/yoy).
Sepanjang periode Januari-November 2022 komoditas pangan dunia yang mengalami kenaikan indeks harga tertinggi adalah serealia atau biji-bijian, yakni naik 6,9% (ytd).
Di periode sama indeks harga daging naik sebesar 4,4% (ytd), indeks harga susu dan produk turunannya (dairy) naik 3,7% (ytd), dan indeks harga gula naik 1,4% (ytd), sedangkan indeks harga minyak nabati turun cukup tajam hingga 16,8% (ytd).
Pada November 2022 indeks harga gandum juga turun 2,8% secara bulanan (mom). Hal ini terjadi setelah Rusia bergabung dalam Inisiatif Transportasi Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), yakni kesepakatan untuk menjamin keselamatan kapal dagang pengekspor serealia dari Ukraina.
(Baca: Harga Pangan Dunia Terus Turun dalam 6 Bulan Terakhir)