Badan Pusat Statistik telah merilis data luas panen dan produksi padi di Indonesia dengan perbaikan perhitungan data produksi menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA). Dengan metode baru ini produksi pagi Gabah Kering Giling (GKG) periode Januari-September 2018 mencapai 49,57 juta ton dari 9,54 juta hektare luas lahan panen. Provinsi di Pulau Jawa masih mendominasi produksi padi di tanah air.
Produksi padi di enam provinsi di Pulau Jawa mencapai 28,08 juta ton atau 56% dari total produksi padi nasional. Bahkan, tiga provinsi di Pulau Jawa, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur berada di urutan teratas sebagai lumbung padi nasional dengan produksi masing-masing 9,31 juta ton, 8,75 juta ton dan 8,1 juta ton. Sedangkan provinsi di luar Jawa yang mencatat produksi padi terbesar adalah Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan masing-masing 5,13 juta ton dan 2,49 juta ton.
Ketidakakuratan data produksi padi sudah lama diduga oleh banyak pihak, yakni sejak 1997. Untuk itu, mulai 2015 dilakukan perbaikan metodologi perhitungan produksi baru. BPS yang bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dan instansi lainnya berupaya memperbaiki perhitungan luas lahan dan produksi padi dengan metode KAS. Hasil survei tersebut menetapkan luas lahan baku sawah seluas 7,1 juta hektare. BPS juga memperkirakan luas lahan panen sepanjang tahun ini mencapai 10,9 juta hektar dengan produksi padi GKG mencapai 56,54 juta ton. Jumlah produksi padi tersebut jika di konversi ke beras mencapai 32,42 juta ton.