Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume produksi bawang putih Indonesia pada 2022 mencapai 30.194 ton.
Produksinya berkurang 33% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), serta jauh lebih rendah dari kebutuhan bawang putih nasional yang kisarannya 500.000 ton per tahun, bahkan lebih.
Sepanjang 2022, hanya ada 17 provinsi yang memproduksi bawang putih di Indonesia. Jawa Tengah menjadi daerah penghasil bawang putih terbesar, dengan produksi 21.293 ton atau 71% dari total produksi nasional.
(Baca: Harga Bawang Putih Naik Terus sejak Awal Tahun sampai Mei 2023)
Adapun menurut Analis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Retno Utami, harga bawang putih di pasar dalam negeri kerap bergejolak karena pasokannya banyak bergantung pada impor.
"Bawang putih bukan komoditas yang kita produksi, 90 persen atau mungkin 95 persen bawang putih didatangkan dari luar negeri, artinya kita masih impor. Ketergantungan impor kita terhadap bawang putih ini sangat tinggi, sehingga ketika kita tidak memproduksi, dan ketika supply-nya kurang maka kemungkinan ada kendalanya," kata Retno dalam diskusi publik Carut Marut Tata Niaga Impor Bawang Putih di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Di sisi lain, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai gejolak harga komoditas ini turut dipengaruhi tata niaga impor bawang putih yang tidak sehat.
"Hanya segelintir perusahaan yang menikmati kuota impor bawang putih. Kita berharap pemerintah dan penegak hukum bisa bertindak tegas demi menjaga tata niaga yang lebih sehat. Apalagi komoditas ini menjadi salah satu kebutuhan pokok di Indonesia," kata Ketua BPP Hipmi Bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Hadi Nainggolan dalam siaran persnya, Kamis (25/5/2023).
(Baca: Produksi Bawang Putih Indonesia Merosot Lagi pada 2022)