Hasil survei periodik Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, masih banyak remaja perempuan berusia 10-14 tahun yang tidak atau belum pernah sekolah dan menamatkan jenjang sekolah dasar (SD).
Hasil survei itu terlihat dari sensus penduduk (SP) 2000, SP 2010, survei penduduk antar-sensus (SUPAS) 2015, hingga SP 2020.
Pada SP 2000, persentase remaja perempuan yang tidak sekolah atau belum tamat SD mencapai 58,75% dari total remaja perempuan 10-14 tahun pada tahun tersebut. Sementara yang mengenyam bangku SD sebanyak 39,01% dan SMP/sederajat hanya 2,25%.
Setelahnya, tingkat yang tak tamat SD memang berkurang pada 2010, meski sempat meningkat lagi pada 2015 seperti terlihat pada grafik. Lebih dari separuh remaja perempuan di Indonesia masih tidak sekolah atau belum menamatkan jenjang dasar pada tiga periode survei tersebut, yakni 2000, 2010, hingga 2015.
Memasuki 2020, remaja perempuan yang mengenyam jenjang sekolah dasar hingga menengah naik cukup signifikan. Rinciannya, 49,34% remaja perempuan yang tidak atau belum tamatkan SD; 46,22% mengenyam SD; dan 4,45% mengenyam SMP.
"Hal ini menunjukkan adanya peningkatan capaian pendidikan di Indonesia khususnya pada remaja perempuan umur 10–14 tahun," tulis BPS dalam laporan Kajian Fertilitas Remaja Umur 10-14 Tahun di Indonesia.
BPS juga mencatat, jumlah remaja perempuan umur 10–14 tahun mencapai 10,73 juta penduduk pada 2022. Angkanya setara 3,89% dari total penduduk Indonesia.
(Baca juga: Pemberdayaan Perempuan Indonesia Termasuk Rendah di ASEAN pada 2022)