Pengembangan energi baru terbarukan jenis panas bumi belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia karena baru ada 1.438,5 MW listrik yang dihasilkan oleh sumber energi tersebut. Padahal, ada sekitar 29 ribu MW potensi listrik yang bisa dihasilkan dari panas bumi ini. Jika dibandingkan dengan listrik dari panas bumi yang dihasilkan di seluruh dunia, Indonesia baru menyumbang 12,59%.
Selain itu, pembangunan energi terbarukan ini masih terpusat di Jawa. Padahal potensi terbesar berada di Sumatera, tapi kapasitas yang terpasang masih minim. Bahkan, wilayah Kalimantan, Maluku, dan Papua masih belum tersentuh sedikitpun. Dari tahun ke tahun, pengembangan energi panas bumi di Indonesia kerap menemui masalah yang sama, yakni sulit mencapai kesepakatan harga jual uap dan tenaga listrik panas bumi. Di sisi lain, pembebasan lahan dan perizinan juga menjadi masalah tersendiri karena panas bumi pada umumnya berada di kawasan hutan.
Belum maksimalnya pengembangan panas bumi di Indonesia juga membuat Bank Dunia berani menyiapkan US$55,25 juta untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia. Dana tersebut akan disalurkan melalui program Clean Technology Fund senilai US$49 juta, dan program Global Environment Facility senilai US$6,25 juta.