Sepanjang tahun 2021 Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjual energi listrik sebesar 257,63 ribu gigawatt-hour (GWh) secara nasional.
"Kelompok pelanggan Industri mengkonsumsi 31,4%, Rumah Tangga 44,78%, Bisnis 17,25%, dan Lainnya (sosial, gedung pemerintah, dan penerangan jalan umum) 6,57%," demikian dikutip dari laporan Statistik PLN 2021.
Secara spasial, sepanjang tahun lalu konsumen atau pembeli listrik PLN terbesar berasal dari Jawa Barat, dengan total konsumsi sekitar 53 ribu GWh. Konsumen terbesar berikutnya berasal dari Jawa Timur, Jakarta Raya, Jawa Tengah, dan Banten.
Sedangkan di luar Pulau Jawa, konsumen listrik PLN terbesar berasal dari wilayah Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Riau, Sumatra Selatan, dan Lampung dengan tingkat konsumsi energi seperti terlihat pada grafik.
Adapun PLN kerap mengalami oversupply, di mana pasokan listriknya melebihi jumlah yang terjual ke pelanggan. Pada tahun 2021, misalnya, PLN memproduksi listrik sendiri sebesar 182,97 ribu GWh serta membeli dari pihak luar sebesar 106,49 ribu GWh. Dengan demikian, total pasokan listrik PLN mencapai 289,47 ribu GWh.
Sementara itu, listrik yang terjual ke pelanggan secara nasional pada 2021 hanya 257,63 ribu GWh. Sehingga pada akhir tahun lalu ada kelebihan pasokan sekitar 31,8 ribu GWh.
Hal ini sempat disinggung pula oleh Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah. Ia memperkirakan masalah kelebihan pasokan listrik PLN akan terus terjadi sampai tahun depan, yang kemudian bakal menambah beban negara.
"Kalau nanti EBT masuk maka tahun 2030 PLN itu ada 41 giga oversupply. Bisa dibayangkan kalau 1 giga itu karena kontrak take or pay maka harus bayar Rp3 triliun, sebab per 1 giga itu (bebannya) Rp3 triliun," kata Said dalam rapat pembahasan RAPBN 2023 di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Merespons masalah ini, Badan Anggaran DPR RI pun sepakat mendorong kelompok pelanggan rumah tangga untuk menaikkan daya listrik mereka, supaya kelebihan suplai listrik PLN bisa terserap.
"Kami sepakat dengan pemerintah untuk (mendorong pelanggan) 450 VA menjadi 900 VA, dan 900 VA menjadi 1.200 VA, itu tegas," kata Said, seperti dilansir Katadata.co.id, Selasa (12/9/2022).
(Baca: PLN Rutin Beli Listrik untuk Pasokan Nasional, Jumlahnya Terus Bertambah)