Pendapatan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) yang berasal dari penumpang sebesar Rp 280,3 miliar pada 2020. Jumlah tersebut turun 58% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 672,1 miliar.
Penurunan pendapatan Transjakarta seiring merosotnya jumlah penumpang imbas pembatasan sosial saat pandemi virus corona Covid-19. Tercatat, jumlah penumpang Transjakarta sebanyak 126,8 juta orang pada 2020, turun 51,96% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 264,03 juta orang.
Berdasarkan koridor, pendapatan Transjakarta paling besar dari Koridor I jurusan Blok M - Kota, yakni Rp 43,7 miliar. Nilai itu turun 54% dari tahun 2019 yang sebesar Rp 94 miliar.
Pendapatan Transjakarta yang berasal dari layanan bus pengumpan mencapai Rp 32,5 miliar pada 2020. Nilai itu turun 74% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 126,9 miliar.
Kemudian, pendapatan Transjakarta dari Koridor IX jurusan Pinang Ranti - Pluit sebesar Rp 30,4 miliar pada tahun lalu. Pendapatan dari koridor tersebut turun 45% dibandingkan pada 2019 yang mencapai Rp 55,5 miliar.
Sementara, pendapatan terendah berasal dari layanan premium (Royaltrans). Layanan premium hanya memiliki pendapatan sebesar Rp 28,9 juta, turun hingga 99,9% dari Rp 23,3 miliar pada 2019.
Pandemi Covid-19 menggerus kinerja sektor transportasi Indonesia, termasuk Jakarta. BPS mencatat, pertumbuhan PDRB transportasi dan pergudangan di ibu kota terkontraksi 7,53% pada 2020.
(Baca: 10 BUMD DKI Jakarta dengan Laba Bersih Terbesar 2018)