Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli 2024 jumlah penumpang kereta api di Indonesia mencapai 37,9 juta orang, mencakup penumpang kereta di Pulau Jawa dan Sumatra, termasuk kereta bandara.
Jumlah totalnya naik 8,21% dibanding Mei 2024 (month-to-month/mtm), serta menjadi capaian tertinggi sejak awal pandemi Covid-19 tahun 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan, kenaikan volume penumpang kereta api salah satunya didorong oleh periode libur sekolah yang berlangsung hingga pertengahan Juli 2024.
"Sejalan dengan itu, PT KAI memberikan diskon harga tiket yang juga menstimulasi masyarakat untuk bepergian," kata Pudji Ismartini dalam konferensi pers secara daring, Senin (2/9/2024).
Selain itu, jumlah hari kerja yang lebih banyak pada Juli juga dinilai mempengaruhi peningkatan jumlah penumpang kereta api terutama pada layanan commuterline.
Pada Juli 2024, mayoritas penumpang berasal dari pengguna kereta commuter Jabodetabek, yakni 29,24 juta orang atau 77,19% dari total penumpang kereta nasional. Volume penumpangnya tumbuh 9,35% secara bulanan (mtm).
Begitupun jumlah penumpang kereta di Pulau Jawa non-Jabodetabek naik 4,32% (mtm) menjadi 7,39 juta orang, di Pulau Sumatra naik 2,38% (mtm) menjadi 532,6 ribu orang, dan kereta bandara naik 8,52% (mtm) menjadi 710,8 ribu orang.
Secara kumulatif, jumlah penumpang kereta nasional periode Januari-Juli 2024 mencapai 241,7 juta orang, melonjak 15,19% dibanding periode sama tahun lalu (cumulative-to-cumulative/c-t-c).
Peningkatan kumulatif terjadi di wilayah Jabodetabek sebesar 15,56% (ctc), Jawa non-Jabodetabek 13,07% (ctc), dan kereta bandara 68,21% (ctc). Sedangkan jumlah penumpang di Sumatra turun 12,14% (ctc).
(Baca: Subsidi Pelayanan Publik untuk KAI Tembus Rp4,79 T pada 2025)