Menurut data Statista yang diolah Tridens Technology, volume produksi mobil BYD mencapai 4,3 juta unit sepanjang 2024. Volume tersebut meroket 41,33% dari 2023 yang sebesar 3,04 juta unit.
Dilihat sejak enam tahun terakhir atau 2019, volume produksinya cenderung naik. Penurunan terjadi hanya pada 2020, disinyalir karena Covid-19, sebesar 5,08% menjadi 431,95 ribu dari 2019 yang sebanyak 455,07 ribu.
>
Namun setelah 2020, produksi selalu meningkat. Peningkatan cukup signifikan mulai terjadi pada 2022, seperti terlihat pada grafik.
(Baca juga: Tesla Model Y Jadi Mobil Listrik Terlaris Global Awal 2025)
Produsen mobil Cina ini juga melaporkan pendapatan tahunan sebesar US$107 miliar (Rp 1.774,3 triliun dengan kurs Rp 16.580/US$) untuk tahun 2024. Pendapatan tahunan BYD ini melampaui pendapatan pesaingnya dari Amerika Serikat (AS), Tesla.
Data terbaru ini semakin memanaskan persaingan antara kedua rival kendaraan listrik tersebut. Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Hong Kong, pada Senin (24/3/2025), BYD membukukan peningkatan pendapatan sebesar 29% dari tahun sebelumnya. Kinerja perusahaan didukung oleh penjualan kendaraan hibrida.
Penjualan tahunan BYD pada 2024 melampaui pendapatan tahunan Tesla milik Elon Musk pada periode yang sama yang sebesar US$97,7 miliar (Rp1.620 triliun).
Wang Chuanfu, CEO dan Presiden BYD, memuji perkembangan pesat perusahaan pada 2024. BYD menjadi produsen mobil pertama di dunia yang mencapai tonggak sejarah dalam meluncurkan 10 juta kendaraan energi baru pada November 2024.
“BYD telah menjadi pemimpin industri di setiap sektor mulai dari baterai, elektronik hingga kendaraan energi baru, mematahkan dominasi merek asing dan membentuk kembali lanskap baru pasar global,” kata Wang dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNBC.
(Baca Katadata: Penjualan Tahunan BYD Tembus US$ 107 Miliar, Lampaui Tesla)