PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat penurunan jumlah penumpang KRL Commuter Line Indonesia dalam dua tahun terakhir. Penyusutan penumpang mencapai 54% pada 2020. Dari 336,3 juta penumpang pada 2019 menjadi hanya 154,6 juta penumpang setahun setelahnya.
Turunnya jumlah penumpang KRL Commuter Line sepanjang tahun lalu merupakan imbas dari pandemi Covid-19. Mobilitas masyarakat yang ditekan, mengakibatkan penyusutan angka penumpang KRL.
Tingginya penularan virus corona mendorong PT KAI Commuterline Jabodetabek memberlakukan tes usap antigen secara acak selama satu minggu mulai Senin (21 Juni 2021). Target pemeriksaan berada di stasiun dengan volume penggunaan yang padat, yakni Bogor, Bekasi, Cikarang, Tangerang, Manggarai, dan Tanah Abang.
Tes usap antigen Covid-19 akan diberikan pada penumpang sebelum transaksi tiket. Penumpang dengan hasil negatif dapat melanjutkan perjalanan. Sebaliknya, penumpang positif tak diperbolehkan masuk, data penumpang pun akan dilaporkan ke Satuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat.
Sementara itu, jumlah penumpang pada 2019 pun menyusut 0,2%. Padahal periode 2016-2018, jumlah penumpang KRL Commuter Line Indonesia meningkat 6,6-12,6%.
KRL Commuter Line Indonesia menambah operasi pelayanan mulai 1 Oktober 2020. Ekspansi bisnisnya mulai berjalan di wilayah Daop 1 Jakarta dan Daop 6 Yogyakarta.
(Baca: 14,3 Juta Orang Gunakan Kereta Api pada Maret 2021)