PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengantongi pendapatan sebesar Rp 863,62 miliar pada semester I-2021. Pendapatan tersebut tumbuh 34,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 641,28 miliar.
Pendapatan Bukalapak mayoritas masih berasal dari marketplace, yakni sebesar Rp 529,18 miliar. Jumlah itu tumbuh 4,42% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 506,77 miliar.
Kenaikan signifikan berikutnya berasal dari pendapatan mitra dalam enam bulan pertama tahun ini yang sebesar 349% menjadi Rp 289,81 miliar. Namun, pendapatan dari BukaPengadaan tercatat anjlok 36,29% menjadi Rp 44,62 miliar.
Sementara itu, beberapa pos beban Bukalapak justru membengkak. Korporasi lantas masih mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 776,16 miliar hingga Juni 2021. Meski demikian, nilai rugi usaha tersebut turun 24,85% dibandingkan pada semester I-2020 yang mencapai Rp 1,03 triliun.
Pengeluaran paling besar yang menggerus keuntungan Bukalapak adalah beban penjualan dan pemasaran senilai Rp 881,73 miliar pada semester I 2021. Beban tersebut tercatat naik 14,64% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 769,13 miliar.
Beban besar lainnya adalah beban umum dan administrasi yang mencapai Rp 659,09 miliar dalam enam bulan pertama tahun ini. Beban ini mampu diturunkan 22,55% oleh Bukalapak dari Rp 850,94 miliar pada semester I-2020.
Pos beban berikutnya adalah beban pokok pendapatan senilai Rp 118,05 miliar hingga Juni 2021. Berdasarkan laporan keuangan, beban pokok pendapatan tersebut mengalami kenaikan 69,92% dari periode sama tahun lalu Rp 69,47 miliar.
Adapun, Bukalapak mencatatkan total nilai pemerosesan atau processing value (TPV) senilai Rp 56,7 triliun pada semester I-2021. Nilai itu tumbuh 54% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 36,8 triliun. Pertumbuhan TPV ini didukung oleh kenaikan jumlah transaksi sebesar 15% dan nilai transaksi rata-rata atau average transaction value (ATV) 34%.
(Baca: IPO Bukalapak Targetkan Rp 21,9 Triliun, Bagaimana Alokasi Penggunaannya?)