Pariwisata menjadi sektor yang paling terimbas dari adanya Covid-19 dan pembatasan aktivitas masyarakat. Salah satu yang terdampak adalah agen perjalanan online.
Nilai total nilai penjualan (gross merchandise value/GMV) agen perjalanan online hanya US$ 2,6 miliar pada 2020. Nilai GMV tersebut menurun dari 2019 yang mencapai US$ 10,1 miliar.
Namun, nilai GMV agen perjalanan online mulai pulih pada tahun ini meskipun masih lebih rendah di antara sektor lainnya. Potensi ekonomi dari agen perjalanan online meningkat menjadi US$ 3,4 miliar pada 2021.
Kemudian, nilai GMV tersebut diproyeksikan melonjak menjadi US$ 9,7 miliar pada 2025. Selain itu, tingkat pertumbuhan majemuk (compound annual growth/CAGR) meningkat dari 29% pada 2021 menjadi 30% pada 2025.
Total potensi ekonomi digital Indonesia sebesar US$ 70 miliar pada 2021 dengan CAGR 49% dari tahun sebelumnya. Google, Temasek, dan Bain & Company menyebutkan ekonomi digital Indonesia mengindikasikan prospek yang optimis untuk negara berpenduduk besar.
Nilai GMV tersebut diproyeksikan meningkat menjadi US$ 146 miliar. Namun CAGR dari ekonomi digital Indonesia melambat menjadi 20% dibandingkan dengan 2021.
(Baca: Bali Tak Terima Kunjungan Wisman Selama Tiga Bulan)