Microsoft mencatatkan pendapatan sebesar US$ 41,7 miliar atau sekitar Rp 604,6 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada kuartal I 2021. Jumlah itu naik 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 35 miliar.
Peningkatan tersebut salah satunya ditopang oleh pendapatan layanan komputasi awan (cloud) yang sebesar US$ 15,1 miliar atau naik 23,1% secara tahunan. Pendapatan layanan cloud Azure juga tercatat naik 50% secara tahunan karena diminati konsumen selama pandemi virus corona Covid-19.
Kemudian, pendapatan produktivitas dan bisnis sebesar US$ 13,5 miliar pada Januari-Maret 2021. Nilainya meningkat 15,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya karena didorong oleh Office Commercial dan LinkedIn.
Pendapatan yang berasal dari segmen komputasi pribadi (personal computing) sebesar US$ 13,03 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah ini meningkat 23,1% secara tahunan lantaran didorong oleh produk gim dan gawai Surface.
Adapun, pendapatan Microsoft tercatat naik 55,5% jika dibandingkan sejak kuartal I-2018. Meningkatnya ragam produk teknologi yang dimiliki perusahaan serta kepercayaan konsumen membuat pendapatan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) ini terus bertumbuh tiap tahunnya.
Meski demikian, Microsoft memperingatkan pengguna soal temuan kerentanan keamanan pada sistem operasi (OS) Windows. Kerentanan ini mampu memberikan peretas kemampuan untuk mengendalikan komputer pengguna.
(Baca: Windows Kuasai Pasar Sistem Operasi Desktop Global)