Telepon seluler (ponsel) telah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Selain sebagai alat komunikasi, ponsel juga menjadi alat untuk mencari informasi maupun untuk mendapatkan hiburan.
Namun, masih cukup banyak wilayah di Tanah Air yang belum mendapat sinyal telepon seluler, terutama di daerah terluar, terpencil, dan pedalaman.
Berdasarkan pendataan potensi desa yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2021 baru ada 61.332 desa/kelurahan yang mendapat sinyal kuat untuk ponsel. Jumlah tersebut porsinya mencapai 72,93% dari total 84.096 desa/kelurahan di seluruh Indonesia.
Kemudian sebanyak 17.606 desa/kelurahan (20,94%) mendapat sinyal lemah, dan 5.158 desa/kelurahan belum terlayani sinyal ponsel pada 2021.
Berdasarkan infrastruktur telekomunikasinya, di 39.062 desa/kelurahan sudah terdapat Base Transceiver Station (BTS), sedangkan di 45.034 desa/kelurahan belum ada BTS.
Pada 2019 sinyal kuat ponsel baru menjangkau 58.194 desa/kelurahan. Jumlah tersebut meningkat menjadi 61.052 desa/kelurahan pada 2020, dan kembali bertambah menjadi 61.332 desa/kelurahan pada 2021.
(Baca: 5 Ribu Desa Belum Terjangkau Sinyal Telepon Seluler pada 2021)