Laporan Indonesia AI Report 2025 yang dirilis Kumparan dan lembaga survei Populix menunjukkan, media sosial dan YouTube menjadi sumber utama bagi 84% responden di Indonesia dalam mengenal kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
"Mayoritas publik memperoleh pengetahuan tentang AI dari jalur yang cepat dan praktis, terutama lewat konten-konten populer di media sosial dan YouTube," tulis Kumparan dan Populix dalam laporannya.
Ada pula yang belajar AI lewat artikel online dan blog (51%), media massa dan berita (49%), teman dan kolega (43%), serta trial and error sendiri (42%).
Sementara, hanya 21% responden di Indonesia yang mengenal AI melalui kursus secara online atau offline.
"Rendahnya keterlibatan lembaga formal seperti kursus online/offline diduga juga disebabkan karena kecepatan perkembangan industri yang sangat tinggi," tulis laporan tersebut.
Tim riset menilai, model baru AI dapat muncul hampir setiap hari, sehingga pembelajaran formal yang bergantung pada modul dan silabus terpusat kerap sulit mengikuti perkembangannya.
Akibatnya, selain pemahaman mendasar tentang mekanisme inti AI menjadi terbatas, publik juga dinilai sulit menentukan model yang sesuai untuk permasalahan yang spesifik.
Kumparan dan Populix menggelar survei secara online terhadap 1.000 responden dengan distribusi 50% di Jabodetabek dan 50% di kota urban lainnya seperti Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan.
Responden memiliki latar belakang minimal SMA hingga S2 dengan proporsi gender 50% laki-laki dan 50% perempuan. Menurut kelompok usia, responden terdiri atas 50% gen Z (18-28 tahun) dan 50% milenial (29-44 tahun).
(Baca: Mayoritas Warga Indonesia Tidak Gunakan AI, Ini Alasannya)