Di kawasan Asia Timur, Singapura merupakan negara yang paling siap mengadopsi artificial intelligence (AI) untuk pelayanan publik.
Hal ini terlihat dari laporan Government AI Readiness Index 2024 yang dirilis perusahaan konsultan bisnis global, Oxford Insights.
(Baca: Apa Pemerintah Indonesia Siap Adopsi AI? Ini Penilaian Oxford Insights)
Berikut rincian skor kesiapan pemerintah di negara-negara Asia Timur dalam mengadopsi AI pada 2024:
- Singapura: 84,25
- Korea Selatan: 79,98
- Jepang: 75,75
- Taiwan: 74,58
- China: 72,01
- Malaysia: 71,4
- Thailand: 66,17
- Indonesia: 65,85
- Vietnam: 61,42
- Filipina: 58,51
- Brunei Darussalam: 55,45
- Mongolia: 42,36
- Papua Nugini: 36,85
- Kamboja: 36,63
- Laos: 36,08
- Myanmar: 34,26
- Timor Leste: 33,68
Oxford Insights menilai kesiapan pemerintah mengadopsi AI berdasarkan 3 pilar penilaian utama, yaitu:
- Kapasitas pemerintah: Visi pemerintah tentang AI, regulasi dan tata kelola AI, kemampuan pemerintah beradaptasi secara efektif, dan kapasitas digital pemerintah.
- Data dan infrastruktur: Ketersediaan data yang representatif/mewakili populasi nasional, ketersediaan data untuk melatih AI, dan infrastruktur penunjang AI.
- Sektor teknologi: Kapasitas inovasi, sumber daya manusia, dan kematangan industri teknologi AI.
Seluruh pilar penilaian ini kemudian diolah menjadi skor berskala 0-100 poin. Makin tinggi nilainya, pemerintah diasumsikan makin siap menggunakan AI untuk pelayanan publik.
Menurut Oxford Insights, kesiapan adopsi AI di negara-negara Asia Timur umumnya lebih tinggi dari rata-rata global yang skornya 47,59 poin.
"Kekuatan utamanya terletak pada kapasitas pemerintah, di mana Asia Timur memiliki skor rata-rata regional 84,71 poin, menunjukkan kerangka kerja tata kelola yang kuat dan visi AI yang strategis," tulis Oxford Insights dalam laporannya.
Kesiapan data dan infrastruktur penunjang AI di Asia Timur secara umum juga cukup baik, dengan skor rata-rata regional 69,72 poin, lebih tinggi dari skor rata-rata global 59,62 poin.
Namun, Asia Timur secara umum masih menghadapi tantangan di sektor teknologi, dengan skor rata-rata regional 44,61 poin.
Menurut Oxford Insights, hal ini menandakan perlunya investasi lebih lanjut untuk mendorong inovasi dan kematangan industri AI.
(Baca: AI Diproyeksi Tingkatkan PDB Negara Asia Tenggara pada 2030, RI Tertinggi)