Media online merupakan salah satu sumber informasi yang banyak diakses masyarakat Indonesia. Namun, kebanyakan orang tak pernah mengecek latar belakang portal berita yang mereka kunjungi.
Hal ini terlihat dari laporan survei hasil kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk Status Literasi Digital di Indonesia 2022.
“Tidak lebih dari 30% responden yang sering melakukan kebiasaan positif dalam membaca berita online, seperti membaca lebih dari satu sumber media online untuk isu yang sama, memeriksa domain yang aneh, serta membaca ‘about us’ untuk mengetahui latar belakang media,” kata tim Kementerian Kominfo dalam laporannya.
Survei menemukan, proporsi responden yang sangat sering membaca lebih dari satu sumber media online hanya 4%, dan yang sering 24%.
Kemudian responden yang sangat sering memeriksa alamat situs berita aneh (misalnya situs tiruan bernama Kompass.com) hanya 1%, dan yang sering 10%.
Adapun responden yang sangat sering membaca bagian ‘about us’ atau 'tentang kami' di suatu situs media online hanya 1%, dan yang sering 9%.
Di sisi lain, sebagian besar responden tak pernah melakukan kebiasaan-kebiasaan positif tersebut, dengan rincian proporsi seperti terlihat pada grafik.
Kementerian Kominfo dan KIC melakukan survei ini terhadap 10.000 pengguna internet berusia 13-70 tahun yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota Indonesia.
Survei dilaksanakan pada periode Agustus-September 2022 melalui wawancara tatap muka. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan sekitar 0,98% dan interval kepercayaan 95%.
Responden memiliki beragam latar belakang, dari ibu rumah tangga, wiraswasta, pekerja, pelajar, petani, dan lain-lainnya. Laporan lengkap mengenai survei ini dapat diakses dan diunduh melalui tautan https://survei.literasidigital.id/.
(Baca: Mayoritas Warga Indonesia Ragu dalam Memilah Berita Hoaks)