Menurut survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), baru ada sekitar 30% lembaga publik di Indonesia yang menggunakan teknologi komputasi awan (cloud computing).
Adapun di antara berbagai jenis lembaga publik yang disurvei, pemerintah pusat memiliki tingkat adopsi teknologi cloud tertinggi dibanding pemerintah daerah, universitas, dan rumah sakit.
Survei CSIS juga menemukan penggunaan layanan cloud dapat memberi beragam manfaat bagi lembaga publik, salah satunya efisiensi biaya.
Sebanyak 27,5% responden mengaku penggunaan cloud mampu menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan sistem teknologi informasi (IT) di lembaga mereka hingga 10%.
Kemudian 9,8% responden lain mengaku dapat menurunkan biaya IT sebesar 11-20% berkat penggunaan cloud. Sebanyak 5,9% responden menurunkan biaya IT sebesar 21-30%, dan 2% responden bahkan berhasil memangkas biaya IT sebesar 31-40%.
Meski penggunaan cloud di lembaga publik masih rendah, survei CSIS menemukan 40% responden berencana untuk mengadopsinya di masa depan.
CSIS melakukan survei ini terhadap 169 lembaga publik yang tersebar di lima wilayah Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Gorontalo.
Dari total sampel tersebut, sebanyak 21 sampel merupakan lembaga pemerintah pusat, 67 pemerintah daerah, 47 universitas, dan 34 rumah sakit.
(Baca: Studi CSIS: Teknologi Cloud Tingkatkan Efisiensi Aplikasi Layanan Publik)