Tingkat okupansi pusat perbelanjaan atau mall di Jakarta secara umum terus menurun dalam lima tahun belakangan.
Menurut laporan konsultan properti Colliers, pada 2018 sekitar 83,6% area mall di seluruh Jakarta masih dihuni oleh pedagang.
Namun, di tahun-tahun berikutnya okupansi kian berkurang, hingga mencapai titik terendah pada 2022 seperti terlihat pada grafik.
"Rata-rata tingkat hunian mall di Jakarta mencapai 68,9% pada kuartal IV 2022. Ini relatif stabil jika dibandingkan kuartal III 2022, namun turun 2% dibanding 2021," kata Colliers dalam Quarterly Property Market Report Q4 2022 Jakarta Retail.
Okupansi juga tampaknya masih sulit bangkit pada 2023. Pasalnya, Colliers International memprediksi harga sewa lahan mall bakal naik.
"Menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), setelah tiga tahun defisit sejak awal pandemi, sebagian besar mall akan menaikkan harga sewa mulai 2023," kata Colliers.
Colliers memperkirakan harga sewa bakal terkerek akibat naiknya biaya operasional mall yang dipengaruhi kenaikan harga listrik, kenaikan upah minimum karyawan, serta inflasi.
"Secara umum prospek ekonomi Indonesia 2023 cukup positif. Namun, naiknya ekspektasi inflasi bisa membatasi belanja konsumen, dan pertumbuhan sewa lahan akan berada di antara tarik-menarik permintaan pemilik mall dan peritel," kata mereka.
"Tingkat inflasi kemungkinan dijadikan acuan dalam menentukan kesepakatan harga perpanjangan sewa antara pemilik mal dan penyewa lama. Namun, untuk penyewa yang baru, kenaikan harga sewa bisa sekitar 10%, lebih tinggi dari inflasi," lanjutnya.
(Baca: Ada 96 Mal di DKI Jakarta, Wilayah Mana Terbanyak?)