Terdapat sejumlah alasan pentingnya menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024 menurut pandangan warga RI. Pandangan itu terhimpun dalam survei yang dirilis lembaga riset sekaligus agensi public relations, Praxis, pada Juli 2023.
Uniknya, proporsi terbesar datang dari kekhawatiran atau menghindari hak pilih disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, yang dipilih oleh 56,50% responden.
Alasan terkait calon pemimpinnya justru menduduki peringkat kedua. Spesifiknya, mengharapkan perubahan dari pemimpin sebelumnya yang dipilih 49,28% responden.
Alasan ketiga adalah ingin berkontribusi terhadap masa depan bangsa, sebesar 46,21%.
Keempat, merasa berpartisipasi dalam pemilu dan tanggung jawab sebagai WNI dipilih oleh 42,6% responden.
Kelima, mengharapkan kelanjutan program dari pemimpin sebelumnya, sebesar 27,98%.
Sebagai catatan, dalam topik survei ini responden memilih sebanyak 3 jawaban.
Survei ini melibatkan 1.108 responden yang tersebar di 12 provinsi, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten, Sumatra Selatan, Lampung, Riau, dan Sulawesi Selatan.
Adapun proporsi responden perempuan sebanyak 62,45% dan laki-laki 37,55%. Tingkat pendidikan responden paling banyak di bawah SD/SMP/SMA, serta S1.
Survei dilakukan pada 14-17 Juli 2023, dengan metodologi proporsional multistage random sampling. Toleransi kesalahan atau margin of error sekira 2,5% dengan tingkat kepercayaan 90%.
Berikut proporsi alasan pentingnya menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024 dari hasil survei Praxis:
- Menghindari hak pilih disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab: 56,50% dari total responden
- Mengharapkan perubahan dari pemimpin sebelumnya: 49,28%
- Ingin berkontribusi terhadap masa depan bangsa: 46,21%
- Merasa berpartisipasi dalam pemilu merupakan tanggung jawab sebagai WNI: 42,60%
- Mengharapkan kelanjutan program dari pemimpin sebelumnya: 27,98%
- Melindungi hak dan kepentingan pribadi: 25,27%
- Ingin menyampaikan opini dan pendapat: 23,10%
- Memiliki kesamaan visi dan misi dengan capres dan cawapres yang ada: 21,57%
- Tidak menginginkan salah satu pasangan capres dan cawapres menang: 7,49%
(Baca juga: Survei Litbang Kompas, Mayoritas Yakin Publik Akan Tetap Bersatu pada Pemilu 2024)