RK-Suswono Punya Dana Kampanye Terbesar di Pilgub Jakarta 2024

Politik

Lite

Nabilah Muhamad 07/10/2024 12:40 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Laporan Awal Dana Kampanye Pasangan Calon dalam Pilgub DKI Jakarta (24 September 2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

RK-Suswono Punya Dana Kampanye Terbesar di Pilgub Jakarta 2024

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Laporan Awal Dana Kampanye Pasangan Calon dalam Pilgub DKI Jakarta (24 September 2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) pasangan calon (paslon) dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.

Per tanggal 24 September 2024, paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono memiliki dana awal kampanye terbesar, yaitu Rp1 miliar.

Dana tersebut berasal dari dana pribadi paslon Rp400 juta dan sumbangan dari koalisi partai politik Rp600 juta. Pasangan ini diusung oleh 14 partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Kemudian paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno memiliki dana awal kampanye Rp100 juta, seluruhnya berasal dari dana pribadi.

Sedangkan paslon independen nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana hanya memiliki dana awal kampanye Rp5 juta yang berasal dari dana pribadi.

Adapun Ketua KPU Jakarta Wahyu Dinata mengingatkan agar para paslon berkampanye sesuai aturan.

"Tiga paslon harus bertanggung jawab tidak melakukan hal yang dilarang saat pelaksanaan kampanye. Misalnya, melakukan penghasutan, adu domba, dan sebagainya," kata Wahyu, dilansir dari Kompas, Selasa (24/9/2024).

(Baca: Warga Lebih Tertarik dengan Kampanye Politik yang Ajak Berdialog)

Editor : Adi Ahdiat