Hasil jajak pendapat Litbang Kompas bertajuk Membaca Koalisi Nasional di Koalisi Pilkada mencatat, mayoritas atau 61,5% responden menilai bahwa koalisi partai politik di Pilkada 2024 sebaiknya selinier dengan koalisi yang sudah terbangun pada Pemilu 2024.
Sebaliknya, 16,2% responden berpendapat koalisi partai yang terbentuk di daerah sebaiknya berbeda dengan pusat.
Lalu 15,6% responden menyebut koalisi partai di pilkada dan pemilu tak harus sesuai dan 6,7% lainnya menjawab tidak tahu.
Menurut Litbang Kompas, tingginya angka responden yang setuju dengan gagasan koalisi selinier ini sejalan dengan pandangan mereka terkait pengaruh situasi politik di pusat dan di daerah.
Tercatat, 81,7% responden mengaku koalisi nasional memiliki pengaruh terhadap situasi politik di daerah. Ini terdiri dari 51,8% responden yang menjawab berpengaruh dan 29,9% menilai sangat berpengaruh.
“Sebagian besar dari mereka sudah mafhum, bahwa tarikan-tarikan yang terjadi di pusat sudah tentu akan beriak hingga ke tingkatan daerah,” tulis Peneliti Litbang Kompas dalam laporannya, Selasa (18/6/2024).
Sementara, hanya 16,7% responden yang menilai pengaruh koalisi pusat tidak berpengaruh dengan situasi politik di daerah. Rinciannya 13,4% responden menjawab tidak berpengaruh dan 3,3% sangat tidak berpengaruh.
Survei Litbang Kompas ini melibatkan 516 responden yang dipilih secara acak dan proporsional.
Pengambilan data dilakukan pada 20-22 Mei 2024 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,32% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Kinerja dan Rekam Jejak, Pertimbangan Utama Pemilih dalam Pilkada 2024)