Litium merupakan logam alkali yang kerap digunakan dalam industri energi. Permintaan terhadap jenis logam ini semakin meningkat karena tingginya kebutuhan baterai untuk kendaraan listrik.
Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), total produksi litium di seluruh dunia diestimasikan mencapai 130.000 metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 107.000 metrik ton.
Australia merupakan negara produsen litium terbesar dunia dengan produksi mencapai 61.000 metrik ton. Angka itu setara 46,92% dari total produksi litium global pada tahun lalu.
Posisi kedua diduduki oleh Chili yang memproduksi sebanyak 39.000 metrik ton litium. Kemudian, Tiongkok di posisi ketiga dengan memproduksi litium sebanyak 19.000 metrik ton.
Ada pula Argentina dan Brasil dengan produksi litium masing-masing sebanyak 6.200 metrik ton dan 2.200 metrik ton.
Berikut daftar negara produsen litium terbesar dunia pada 2022:
- Australia: 61.000 metrik ton
- Chili: 39.000 metrik ton
- Tiongkok: 19.000 metrik ton
- Argentina: 6.200 metrik ton
- Brasil: 2.200 metrik ton
- Zimbabwe: 800 metrik ton
- Portugal: 600 metrik ton
- Kanada: 500 metrik ton
Meski produksinya terbesar, namun cadangan litium di Australia bukanlah yang terbesar di dunia.
USGS mencatat, cadangan litium di Australia sebesar 6,2 juta metrik ton, sedangkan cadangan litium di Chili mencapai 9,3 juta metrik ton. Jumlah itu menjadikan Chili sebagai negara dengan cadangan litium terbesar dunia. Adapun cadangan litium dunia saat ini diperkirakan mencapai 26 juta metrik ton.
(Baca: Indonesia Jadi Lahan Investasi Kendaraan Listrik Terbesar di ASEAN)