Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$4,99 miliar pada September 2022. Akan tetapi, Indonesia mencatat defisit atau tekor dagang dengan Australia, Thailand, dan Brasil.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Australia hanya mencapai US$258,4 juta pada September 2022. Sementara nilai impor Indonesia dari Negeri Kanguru tersebut mencapai US$905,9 juta pada September 2022. Alhasil, Indonesia mencatat defisit neraca perdagangan dengan Australia sebesar US$647,5 juta pada bulan lalu.
Berikut ini impor nonmigas terbesar dari Australia pada September 2022:
- Bahan bakar mineral (Harmonized System/HS 27): US$189,2 juta
- Serealia (HS 10): US$165,4 juta
- Logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71): US$91,1 juta
Adapun nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Thailand senilai US$503,8 juta, sedangkan nilai impor dari Negeri Gajah Putih mencapai US$837,8 juta. Dengan demikian Indonesia mencatat defisit perdagangan dengan Thailand sebesar US$334 juta.
Berikut ini impor nonmigas terbesar dari Thailand pada September 2022:
- Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84): US$110,1 juta
- Plastik dan barang dari plastic (HS 39): US$102,0 juta
- Kendaraan dan bagiannya (HS 87): US$74,4 juta
Indonesia juga mencatat defisit perdagangan dengan Brasil sebesar US$263,1 juta pada September 2022. Ekspor nonmigas Indonesia ke Negeri Samba tersebut hanya US$141 juta, sementara impor Indonesia dari negara tersebut mencapai US$404,1 juta.
Berikut ini nilai impor nonmigas terbesar Indonesia dari Brasil pada September 2022:
- Ampas gan sisa industri makanan (HS 23): US$196,1 juta
- Gula dan kembang gula (HS 17): US$97,3 juta
- Daging hewan (HS 02) US$20,4 juta
(Baca: Di Tengah Ancaman Resesi Global, Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Surplus pada September 2022)