Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan Tiongkok mengalami defisit tertinggi dibandingkan negara lainnya. Nilainya sebesar US$ 844,5 juta pada Juli 2021.
Ini lantaran nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok hanya mencapai US$ 3,6 miliar pada bulan lalu. Sedangkan, impor nonmigas dari Negeri Tirai Bambu sebesar US$ 4,4 miliar.
Neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan Australia juga mengalami defisit sebesar US$ 44,8 juta pada Juli 2021. Pasalnya, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Australia sebesar US$ 246,4 juta. Sementara, nilai impornya mencapai US$ 694,4 juta.
Defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia ke Thailand tercatat sebesar US$ 271,2 juta pada bulan lalu. Kondisi ini terjadi karena ekspor nonmigas Indonesia ke Negeri Gajah Putih itu sebesar US$ 421,2 juta. Sementara impornya tercatat mencapai US$ 692,3 juta.
Walau demikian, neraca perdagangan nonmigas Indonesia secara total masih mengalami surplus US$ 3,4 miliar. Angka tersebut pun naik 41,6% dibandingkan pada Juni 2020 yang sebesar US$ 2,4 miliar.
Di sisi lain, neraca perdagangan migas Indonesia mengalami defisit US 794,8 juta pada Juli 2021. Kendati, defisit tersebut lebih rendah 25,4% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,1 miliar.'
(Baca: Surplus Neraca Perdagangan RI Naik 95,5% pada Juli 2021)