Furnitur menjadi salah satu produk industri kreatif Tanah Air yang cukup diminati dan dikenal hingga ke berbagai belahan dunia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor furnitur Indonesia mencapai US$2,81 miliar atau setara Rp43,7 trililiun (asumsi kurs Rp15.92 per US$) pada 2022. Nilai tersebut turun 2,72% dari tahun sebelumnya.
Nilai ekspor furnitur Indonesia sempat mencapai puncaknya dalam lima tahun terakhir, yakni US$2,88 miliar pada 2021.
Amerika Serikat (AS) merupakan negara utama tujuan ekspor furnitur Indonesia dengan nilai tertinggi, yakni US$1,67 miliar. Angka tersebut setara 59,6% dari total nilai ekspor pada 2022.
Negara tujuan utama ekspor furnitur Indonesia berikutnya adalah Jepang senilai US$161,95 juta (5,77%), diikuti Belanda US$105,78 juta (3,77%), Belgia US$90,4 juta (3,22%), dan Jerman US$88,17 juta (3,14%).
Setelahnya ada Australia senilai US$85,5 juta (3,05%), Prancis US$63,49 juta (2,26%), Inggris US$58,44 juta (2,08%), Malaysia US$42,41 juta (1,51%), Spanyol US$39,81 juta (1,42%), serta negara-negara lainnya yang terhimpun US$398,37 juta (14,19%).
Jawa Tengah merupakan pemasok devisa negara dari hasil ekspor furnitur, yakni mencapai US$918,78 juta. Diikuti Jawa Timur dengan nilai US$784,5 juta, Jawa Barat senilai US$672 juta, Banten dan DKI Jakarta masing-masing senilai US$151,71 juta dan US$83,66 juta.
Berikut ini nilai ekspor furnitur Indonesia 2022 menurut bahan bakunya:
- Furnitur dari kayu - US$1.948,89 juta
- Furnitur lainnya - US$400,96 juta
- Furnitur dari logam -US$192,14 juta
- Furnitur dari rotan atau bambu - US$186,80 juta
- Furnitur dari plastik - US$76,33 juta
(Baca juga: Setelah Tumbuh Pesat, Ekspor Furnitur Melemah pada 2022)